Search

Kamis, 28 Oktober 2010

Sebuah hati di hari ini

hari ini memang begitu cerah...
bahkan sangatlah cerah...
tapi lagi-lagi hatiku mendung tanpa ada satupun yang tahu...
well... mungkin mereka memang tidak perlu tahu... atau memang tidak peduli...
Ya Allah... berikanlah aku kekuatan...
mungkin memang bukan disinilah tempatku... atau kah akuharus benar-benar pergi...
mungkin dunia ini berbeda dengan duniaku...


aku ingat akan kata-kata bijak seorang sahabatku, mas ku yang kini dia gak mau di hubungin lagi...
sedih memang rasanya mengigat dia meninggalkan begitu saja... dan akupun bingung apa salahku dan ia bilang tidak ada apa-apa...
Ia bilang "berbuatlah baik pada sapa saja..." tapi kadang aku juga ingin orang baik padaku..
salahkah aku??

by: cloud "ALE"

Senin, 25 Oktober 2010

There's A Spider In My Bowl

Berdasarkan kisah nyata! XD

There's A Spider In My Bowl

There's a spider in my bowl
Indomie I got my mother to make
As the spider had no soul
I disgaced for the careless my mother had to take

I kept eating my meal to the bottom
Yet remained a bunch of noodles at the end
I decided my disgrace would have left to follow 'em
Yet I keep thinking about the meal in the stand

The summons urge me to feel better
I walked through the path of the notoriously known
There's no way around here to be safer
As dead spiders in your meal still would be shown

I made coffee
Ginger coffee
Cup 'o softy lovely
Still, feeling grumpy

By Gogol

Jumat, 22 Oktober 2010

Tulis Ceritamu Sendiri...Dengan Struktur Yang Dalam dan...dan...um...Serius! Yeah... (Bacaan Dewasa) XD

Di tulisan ini kita akan membicarakan:
  • Pemahaman Terbalik (Reverse) Terhadap Suatu Karya
  • ‘Tanah Kosong’ Untuk Karakter-Karaktermu
  • LIVE Structure Building

WARNING! Tulisan ini ditulis oleh amatir yang belum pernah punya buku yang diterbitkan apalagi termasyhur. Tapi percaya deh, kalau ini berhasil nyampe dengan baik dan dipahami, could work pretty nice. Tidak ada garansi. Pun tak ada rugi. Itulah motto perusahaan kami. Pabrik Mi Telor Tjap Ayam Keter.

Pemahaman Terbalik (Reverse)

Ingat saat kita mengamati suatu karya di pameran, atau dalam kasus ini, novel bagus di toko buku atau yang baru selesai kita baca? Dan perasaan menggebu untuk membuat satu yang seperti itu yang menyusul setelahnya? Bagi yang punya wangsit berkarya mungkin akan benar-benar berhasil membuatnya, tapi beberapa hal tidak berjalan begitu lancara bagi pemula-pemula seperti kita, dan biasanya berujung frustasi...dan pil penghilang rasa sakit...dan rokok...dan dosis kafein dari secangkir kopi.

Tapi tahukah kalian, kita mengamati sebuah karya (biasanya) sebagai satu kesatuan (yang mengagumkan). Di saat yang sama, sebenarnya kita juga merasakan kepuasan sebagai hasil dari kesetiaan pembuatnya terhadap setiap langkah kecil yang dibuatnya untuk membangun karya tersebut. Kita mengamati strukturnya, misalnya: struktur fisik dari sebuah karya bangun, struktur yang kita ingat dari buku yang baru kita baca. Dengan demikian, kita memahami karya itu secara terbalik dari apa yang dilakukan pembuatnya. Seperti menelusuri petunjuk ke suatu sumber.

Dan kita tidak bisa membuat karya dengan pemahaman seperti itu. Meskipun adalah penting untuk memperkaya pengetahuan dari hasil pengamatan itu, tapi untuk membuat karya baru, kita harus membuat sebuah ‘tanah kosong’ bagi karya kita sendiri. Kosong dan gelap dan tanpa batas untuk kita menempatkan karakter-karakter kita di dalamnya.

‘Tanah Kosong’ Untuk Karakter-Karaktermu

Kekosongan universe ini harus bisa memberi peluang seluas-luasnya bagi perkembangan karakter dan cerita menjadi selogis mungkin. Tanah kosong ini harus bebas dari pengaruh cerita yang baru kita baca atau novel lain yang kita kagumi. Disini kita hanya berbekal pengetahuan yang kita punya (dari banyak membaca dan sebagainya...sesuai adat dan ukuran celana masing-masing, halah!). Tanah kosong ini juga sangat berpengaruh untuk mengeluarkan ‘jurus-jurus tersembunyi’ dari alam bawah sadar kita yang bisa memperkaya cerita secara alami.

Aku sendiri tidak begitu mengerti konsep tema dan topik untuk menulis cerita fiksi. Karena tampaknya saat ini ada begitu banyak macam cerita yang unik dan tidak dibatasi struktur resmi yang diajarkan di mata pelajaran Bahasa Indonesia. Meski pada dasarnya harus ada konflik (yang banyak) untuk membuat cerita yang menarik. Tapi jangan pikirkan soal itu. Itu seharusnya bagian dari kesenangan dalam menulis. Jangan berpikir bahwa pembaca harus mengetahui ‘daftar dari semua konflik’ itu, buat mereka berusaha mampu merangkumnya sendiri. Pretty cool, huh?
Dan yang terpenting, kita harus punya IDE CERITA dan karakter utama. Mulailah dengan satu atau sedikit saja karakter. Anggap ini sebagai proyek kecil tapi harus terselesaikan.

LIVE Structure Building

LIVE disini berarti seperti acara LIVE di TV. Tidak ada skrip, tidak direncanakan, hanya berpedoman pada ide cerita. Ini adalah bibit utama dari perkembangan cerita yang natural dan logis, bahkan jika ceritamu cerita fantasi di dunia antah barantah.

Ingat kembali benda seni di pameran. Karya itu memiliki struktur yang kita amati secara terbalik dari pembuatannya. Sekarang saatnya kita menjadi sang kreator yang membangun struktur kita sendiri dari nol. Struktur yang baru dan segar, bebas-pengaruh dari buku bagus yang kita kagumi, di Tanah Kosong yang gelap dan tanpa batas.

Yang harus kita lakukan sekarang hanyalah mengobservasi. Lihat lebih dekat. Sekarang karakter kita berada di tanah kosong yang kita sediakan baginya untuk berkembang. Kemudian bayangkan strukturnya mulai terbangun. Buat cabang baru dari ‘ketiadaan’ itu, yang akan membuat dia terlibat pada kejadian, pertemuan dengan karakter baru ataupun detil-detil yang mengembangkan dan memperkaya cerita. Semua  itu akan terikat dalam logika dan aksi-reaksi yang terjadi secara alami seperti dalam kehidupan nyata.

Saat melakukan ini, kita akan lupa pada hal-hal yang biasanya akan mengurangi efisiensi pekerjaan kita, seperti memilih dan menghias kata-kata, karena biasanya kita berpikir bahwa harus terjadi hal besar stiap saat dalam cerita terhadap tokoh utama, dan kita jadi mengabaikan insting naluriahnya sebagai makhluk bernyawa. Pokoknya semuanya akan terjadi secara lebih alami. Yang kita lakukan hanyalah harus terus ‘melaporkan’ apa yang terjadi pada tokoh-tokoh kita, membuat  cabang-cabang baru dalam struktur secara naluriah.

Inilah mengapa disebut LIVE Structure Building. Karena kita melaporkannya secara langsung tanpa perencanaan dan membiarkan peristiwanya bergulir dengan sendirinya.

Pembangunan struktur ini akan mengarahkan tokoh kita pada tujuan cerita dengan sendirinya.

Kita biasanya tidak menggunakan struktur dan tanpa sadar membiarkan banyak cabang yang terputus tanpa sambungan karena kita terus mendapat ide baru untuk diungkapkan buru-buru sebelum lupa. Akhirnya saat draft-nya selesai, karya kita menjadi kurang kokoh sebagai satu kesatuan.

Ini sedikit contoh. Dari contoh ini kita akan mempelajari bahwa saya memang bukan penulis yang mumpuni. But I’ll beat that! YEAH!!

Contoh cerita: seorang hantu yang ingin menemui keluarganya, maka dia harus belajar menampakkan diri.

Dia sendirian, duduk di nisannya sendiri sambil melamun. “Aku ingin menemui keluargaku,” gumamnya. 

Sebuah tangan menggapai bahunya dari belakang. Dia terkejut dan menoleh. Si Tua Brokebands. Jenggot laki-laki tua itu bergerak saat ia tersenyum. Dia mengangkat alisnya dengan jenaka. Khas penampakannya, baik di dunia arwah maupun dunia manusia.

“Hidup bukan batu yang harus dipecahkan, Anak Muda.” Ujarnya.

“Uh...kita tidak hidup lagi, Tuan Brokebands.” Hantu muda itu berkata, mengangkat sebelah alisnya. Dia mengikuti saat pria tua itu melayang kedepan dan membentuk kaki dengan ekor hantunya, dan duduk di sebelahnya sambil mendongak.

“Dengan demikian, batunya akan lebih sulit di pecahkan,” katanya sambil menoleh, menatap lurus ke wajah hantu muda.

Hantu muda itu menggeleng sambil tertawa pahit. “Aku tahu itu, Pak Tua. Sulit menjalani apa yang tidak kita pahami, dan kita masih punya keinginan yang belum terpenuhi. Begitukah cara kerjanya disini? Begitu menyesatkan?”

Pak Tua itu berpaling. “Terserah kau saja. Aku tidak mau tahu urusanmu.”

“Eeh...aku kira Anda mau membantuku...”

Si Tua Brokebands menoleh lagi pada hantu muda yang tampak gundah itu. “Jadi, apa rencanamu?”

Hantu muda itu menjawab, “Aku belum menguasai teknik menampakkan diri. Aku ingin menampakkan diri di depan ibuku dan keluargaku. Untuk mengatakan bahwa aku baik-baik saja disini. Tapi...sulit sekali. Apa yang kulewatkan? Aku tidak pernah melakukannya dengan benar.”

Si Tua Brokebands menggeser posisinya lebih lurus ke arah hantu muda itu. “Aku bisa mengajarimu.” Alisnya terangkat lagi.

Hantu muda menoleh, dia tersenyum lebar menampakkan gigi-gigi dan gusi yang sama putihnya. Dia berkata keras-keras, “Terimakasih, Tuan Brokebands. A..aku mau sekali diajari olehmu... Terimakasih!”

Dia memeluk hantu tua itu dan membenamkan kepalanya di depan dada jubah mandinya (Brokebands meninggal karena serangan jantung setelah mandi herbal di bathtub di mansion mewahnya, makanya, salah satu ciri khas  kemunculannya adalah semerbak aroma rosemary dan rempah-rempah).

“Auw! Tulang-tulang hantuku...!” Pak Tua itu memekik.

Artikel ini memang tidaklah sempurna, tapi kuharap bisa sampai dengan baik di benak teman-teman.

Sabtu, 16 Oktober 2010

GOGOL: Kenapa Dia Menghilang

By Gogol

Aku nggak tahu kenapa aku melakukannya. Aku melakukannya begitu aja. Yang aku tahu aku memiliki "kebutuhan istimewa" yang aku nggak maksa untuk jelaskan dan berharap kalian maklumi.

Yang pasti kalian nggak salah apa-apa, dan walaupun aku yang sebenarnya lebih bersalah tapi aku juga nggak mau jadi satu-satunya tersangka. Hehehe. Pokoknya cobalah untuk nggak mikir yang macem-macem karena nggak ada yang membuat rasa penghargaanku berkurang terhadap kalian sebagai teman-teman yang baik. =]

Hal-hal lain yang ingin kusampaikan disini:
  • Aku memang mengasingkan diri, menghilang, atau apapun sebutannya.
  • Aku memperoleh banyak manfaat berharga yang nggak pernah kudapat selama hidup. (No, I'm not Lebay-ing here.)
  • Aku 'membaca' beberapa kartu Tarot (aku tahu aku bukan peramal, oke...) dan amazingly, kartu-kartu itu menjelaskan tentang apa yang sedang terjadi. Tentang aku yang mengasingkan diri dan manfaat-manfaat yang kuperoleh selama pengasingan. Tapi ada hal yang disebutkan kartu Four of Swords yang bikin aku nggak enak hati, yaitu, "...jangan sampai meninggalkan teman-teman...." Karena itu aku menulis ini.
  • Salah satu manfaat yang kuperoleh adalah aku menemukan ketertarikan baru terhadap komik dan manga, padahal sebelumnya aku selalu berpendapat miring tentang manga. Disini aku lampirkan dua komik dan sedikit gambar lain yang kubuat. Semoga bisa menghibur.
P.S. Always love you. Karena aku tahu kalian juga selalu menghargai aku walaupun aku suka bertingkah aneh atau menyinggung perasaan. You're the bests.



Karakter-karakter komik "Cacing & Bendut" memang terpengaruh gaya kartun The Simpsons buatan Matt Groening. Soalnya belum nemu gaya karakter sendiri. Gimana, lucu nggak komiknya? :D

I love drawing random stuffs. Btw, anak rambut panjang yang lagi duduk itu cowok.

Bikin gambar orang berotot emang susah-susah seru. Karena biasanya kita gambar orang sambil "ngerasain" badan kita sendiri, posisi proporsional otot dan anggota tubuh. Makanya banyak orang susah gambar tangan yang terbuka karena tangannya lagi dipake buat gambar dalam posisi menggenggam. Dan makanya juga, orang cenderung suka gambar karakter yang sesuai dengan yang dirasainnya di badannya. Aku lebih suka yang gemesin kayak The Simpsons, Spongebob, tapi pengen juga bisa bikin orang berbadan realistik.

Sori jadi ceramah soal bikin gambar. Semoga hari kalian menyenangkan dan sukses. Always a pleasure to have fun with you guys. All of you. Temen-temenku dari kecil sampai sekarang. =S *nangis terharu: ACTIVATED*